Pembahasan kali ini saya akan membaginya menjadi 3 bagian, yaitu goal seek, sensitivity analysis, dan scenario manager. Goal Seek and Solver adalah untuk melihat berapa banyak yang perlu kita jual untuk mencapai tujuan finansial. Rumus ini berguna ketika kita mengetahui output yang diinginkan, tetapi kita tidak yakin dengan input untuk mencapai jumlah tersebut.
Misalnya, gerai kopi kami dengan merek G-Coffee. Setelah melakukan riset, kami memutuskan untuk menjual 1 cup kopi seharga Rp15.000 dengan biaya satuan Rp8.500, SG&A Rp12.857.000, dan pajak 21%. Kami menargetkan 5.750 cup terjual selama 1 bulan dengan laba bersih 100 juta rupiah.
Mari kita lihat lembar excel di sini, kita memiliki asumsi dan laporan laba rugi di sisi lainnya. Dalam asumsi, kita memiliki jumlah kopi yang dijual, harga, dan biaya untuk membuatnya, dan SG&A berkaitan dengan biaya penjualan, umum, dan administrasi, jadi ini biasanya hal-hal seperti sewa, gaji, dan hal-hal lain seperti itu yang sifatnya tetap, kemudian kita memiliki tarif pajak dan yang ingin kita capai adalah laba bersih.
Pertama, mari kita isi baris laporan laba rugi. Jadi kita akan mencari pendapatan, itu sama dengan unit yang terjual dikali harga per unit. Untuk COGS/HPP, ini akan menjadi biaya barang yang terjual, jadi itu sama dengan unit yang terjual dikali kita akan membuatnya negatif di sini karena itu adalah biaya per unit. Laba kotor adalah jumlah pendapatan ditambah HPP. Untuk SG&A, kita akan membuatnya negatif, jadi sama dengan SG&A negatif. Penghasilan sebelum pajak adalah jumlah laba kotor ditambah SG&A. Untuk pajak, ini menjadi sedikit lebih rumit karena jika kita memiliki penghasilan negatif atau jika kita tidak mendapatkan uang, tidak ada yang dikenakan pajak, jadi mari kita gunakan fungsi “IF” yang akan memberi kita kondisi, rumus logika seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Kemudian, laba bersih adalah jumlah penghasilan sebelum pajak ditambah pajak.
Oke, kita punya laba bersih 96 juta rupiah dan kita ingin meningkatkannya menjadi 100 juta rupiah. Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah dengan mengubah jumlah penjualan, jadi kita bisa melakukannya secara manual atau dengan cara lain yang lebih cepat menggunakan goal seek. Untuk itu, pertama-tama mari kita buat batasan dan batasan kontrol pertama adalah laba bersih yang kita inginkan menjadi 100 juta rupiah. Sekarang untuk mendapatkan solver yang sebenarnya, kita tinggal masuk ke “Data” + “What-If Analysis” dan kita pilih “Goal Seek”.
Sekarang kita bisa lihat bahwa kita telah mencapai laba bersih 100 juta rupiah dan itu jika kita meningkatkan unit yang terjual menjadi 5.934 cup/bulan. Namun, 5.934 unit itu seperti pekerjaan yang cukup banyak bagi kita dan kita ingin jumlahnya tetap 5.750 karena apa pun yang lebih mungkin tidak sepadan bagi kita sekarang. Variabel lain yang dapat kita ubah di sini dimana kita dapat meningkatkan harga sehingga kita juga akan mencapai angka laba bersih lebih cepat dengan cara itu kita juga ingin melihat apakah kita dapat mengurangi biaya per unit.
Nah, untuk melakukannya, sayangnya jika kita kembali ke “Goal Seek”, kita akan melihat bahwa ia hanya memiliki satu variabel spesifik yang dapat kita ubah, jadi ia tidak memungkinkan kita untuk mengatur beberapa sel, dan saat itulah sesuatu seperti “Solver” dapat diandalkan.
Sekarang mari kita masukkan batasan yang telah kita sebutkan terlebih dahulu. Kita ingin menetapkan bahwa unit yang terjual yaitu 5.750 karena jika lebih dari itu maka, tidak sepadan bagi kita. Mari kita juga menetapkan harga di sini. Jadi, batasan harga pada dasarnya adalah Rp15.000 karena kami tidak yakin ada orang yang mau membeli kopi dengan harga Rp16.000. Oke, kita memiliki batasan ini. Sekarang, kita dapat masuk ke “Data” dan kemudian pilih “Solver”.
Nah sekarang kita sudah punya 5.750 unit dan juga sudah dapat laba bersih sebesar 100 juta rupiah dengan harga Rp15.750/cup kopi atau kita dapat menjualnya pada rentang Rp15.500-Rp15.700 per cup kopi.